HUBUNGAN TINGKAT STRESS KERJA PERAWAT IGD DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT
DOI:
https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v12i2.1552Kata Kunci:
Ketepatan waktu, Obat high alert, Perawat IGD, Stress kerjaAbstrak
Stres kerja dapat berpengaruh pada kesehatan perawat dan berlanjut pada terganggunya kinerja perawat, salah satunya dalam pemberian obat high alert. Ketidaktepatan waktu pemberian high alert medications memiliki risiko lebih tinggi membahayakan kesehatan pasien. Tujuan penelitian adalah menjelaskan hubungan tingkat stress kerja perawat IGD ketepatan waktu pemberian obat high alert.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat IGD RSUD Ibnu Sina. Jumlah sampel sebanyak 20 responden, diambil dengan purposive sampling. Variabel bebas adalah tingkat stres Perawat IGD dan variabel terikat adalah ketepatan pemberian obat high alert. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner nursing stress scale dan lembar observasi pemberian obat high alert. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman dengan tingkat signifikansi a<0,05.
Uji statistik spearman rho menunjukkan p=0,003 (a<0,05) sehingga H1 diterima artinya ada hubungan tingkat stres kerja Perawat IGD dengan ketepatan waktu pemberian obat high alert dengan tingkat korelasi kuat (r = 0,631).
Semakin tinggi tingkat stres kerja perawat maka semakin rendah ketepatan waktu pemberian obat high alert. Bagi managemen rumah sakit diharapkan dapat mengantisipasi kondisi stres kerja dan meningkatkan kualitas management dispensing obat high alert.
Referensi
Alan, W. (2012). Preventing Harm from High-Alert Medications in Secondary Care, The ‘How to Guide’ for Improving Medicines Management.
AMCP. (2010). Medication errors. Academy of Manage Care Pharmacy 2.
Aspden, P., Corrigan J.M., Wolcott, J., Timothy, W. (eds). (2004). Patient Safety: Achieving a New Standard for Care. United States of America: The National Academy of Science.
Atmojo, J., Arradini, D., Ernawati, E., Widiyanto, A., & Darmayanti, A. (2020). Cardiopulmonary Resuscitation n the Covid-19 Pandemic Era. Jurnal Keperawatan, 12 (3), 355-362. Diambil dari https://doi.org/https://doi.org/10.32583/ keperawatan.v12i3.781. Diakses tanggal 3 Februari 2021.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Donoso, E., Garrosa, E., Demerouti, B., Moreno-Jiménez. (2017). Job resources and recovery experiences to face difficulties in emotion regulation at work: a diary study among nurses. Int J Stress Manag, 24 (2), pp.107-134
Elliott, M. & Liu, Y. (2010). The nine Right of Medication Administration: an Overview. Diambil dari http://publicationslist.org/data/m.elliott/ref/2/Nine%20medication%20rights.pdf Diaskes pada tanggal 5 Agustus 2020.
Fajrillah & Nurfitriani. (2016). Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Melaksanakan Pelayanan Keperawatan Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.. Palembang: Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 2.
Glory, (2017). Gambaran Pemberian Obat Di Instalasi Gawat Darurat RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Hayes, L. J., O'Brien-Pallas, L., Duffield, C., Shamian, J., Buchan, J., Hughes, F., Laschinger, H. K. C., North, N. (2012) ‘Nurse turnover: A literature review - An update’, International Journal of Nursing Studies, 49 (7), pp. 887–905. doi: 10.1016/j.ijnurstu.2011.10.001.
Henke, G. (2008). MED-MATH: Perhitungan Dosis, Preparat, dan Cara Pemberian Obat. Edisi 2. EGC: Jakarta.
Katar, Y. (2012). Farmakologi Obat Penyakit Infeksi Bakteri dan Jamur. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNAND: Padang.
Kuntarti K. (2005). Tingkat penerapan prinsip ‘enam tepat’ dalam pemberian obat oleh perawat di ruang rawat inap. Jakarta: Jurnal Keperawatan Indonesia.
Martina, A. (2012). Gambaran tingkat stress kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Dr.Moehammad Goenawan Partowidiggo Cisarua Bogor (RSPG). Depok: Fakultas Ilmu Kepaerawatn Universitas Indonesia
Mustafidz & Mustikasari. (2013). Faktor-Faktor Stres Kerja Perawat di Ruang IGD (Emergency Setting) RSUD Cibinong. Jakarta : FIK UI.
National Patient Safety Agency. (2010). Reducing harm from omitted. UK: NHS Organisations.
Pham C.J, Story JL, Hicks RW, Shore AD, Morlock LL, et al. (2011) National study n the frequency, types, causes, and consequences of voluntarily reported emergency departement medication errors. J.jemermed; 40 (5): 485-492.
Qowi, N.H., (2018). Pengembangan Model Komitmen Perawat Berdasarkan Foci of Commitment Dan Model Tiga Komponen Untuk Menurunkan Turnover Intention Perawat. Thesis Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Rahman, H. (2013). Hubungan Faktor Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Primer Surabaya . Skripsi: Program Studi Pendidikan Nurse Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Diambil dari http://journal.unair.ac.id. Diakses pada tanggal 05 januari 20121.
Rohito, E., (2007). Gambaran Stres Kerja Pada Perawat di Ruang TB Paru Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Dairi Medan. Medan : Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Diambil dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/14788/08E00944.pdf;jsessionid=3BCC1ECEC038B694C2AE4AB4C5557B3C?sequence=1. Diakses pata atanggal 25 Januari 2021.
Wijono, S. (2010). Psikologi Industri & Organisasi : Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Winning, AM. et al (2018). The emotional impact of errors or adverse events on healthcare providers in the NICU: the protective role of coworker support. J Adv Nurs, 74 (1), pp.172-180
Zahroh R, Basri AH, Kurniawati E. (2020). Pengetahuan Standart Labelling Triage dengan Tindakan Kegawatan Berdasarkan Standart Labeling Triage. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus.