Perbedaan Pola Sidik Bibir Pada Suku Batak Dan Suku Jawa Di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan
Abstrak
Angka kejadian bencana massal di Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir, baik yang disebabkan oleh alam maupun faktor kelalaian manusia. Pentingnya peran identifikasi telah diatur dalam peraturan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 pasal 118 ayat pertama, bahwa setiap dokter harus bersedia membantu proses identifikasi korban jika diminta oleh penyidik. Sidik bibir merupakan suatu pola berupa celah atau fisur yang terdapat pada permukaan mukosa bibir. Sidik bibir merupakan suatu pola berupa celah atau fisur yang terdapat pada permukaan mukosa bibir. Ilmu yang mempelajari tentang pola sidik bibir disebut Cheiloscopy. Sidik bibir digunakan untuk identifikasi individu karena memiliki sifat unik dan stabil. Dalam suatu kasus kriminal, sidik bibir dapat tertinggal, pada gelas kaca, jendela kaca, sedotan limun, dan beberapa objek lain yang terdapat pada TKP. Sidik bibir yang terdapat pada permukaan objek tersebut dapat dibandingkan dengan sidik bibir dari tersangka ataupun korban, sehingga hasil analis dari sidik bibir tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alat bukti untuk kepentingan identifikasi
Referensi
Prawestiningyas E, Algozi AM. Forensic identification based on both primary and secondary examination priority in victim identifiers on two different mass disaster cases. J Kedokteran Brawijaya 2009; XXV(2): 87-94.
Bnpb.go.id.(2020, 28 Desember). Sebanyak 2925 Bencana Alam Terjadi Pada Tanah Air, Bencana Hidrometeorologi Mendominasi. Diakses pada 16 April 2021, dari https://www.bnpb.go.id/berita/sebanyak-2-925-bencana-alam-terjadi-pada-2020-di-tanah-air-bencana-hidrometeorologi-mendominasi#:~:text=Bencana%20Hidrometeorologi%20Mendominasi-,Sebanyak%202.925%20Bencana%20Alam%20Terjadi%20Pada,Tanah%20Air%2C%20Bencana%20Hidrometeorologi%20Mendominasi&text=JAKARTA%20%2D%20Badan%20Nasional%20Penanggulangan%20Bencana,Selasa%20(28%2F12).
Henky OS. Identifikasi korban bencana massal: praktik DVI antara teori dan kenyataan. J Indonesian Legal and Forensic Sci 2012; 2(1): 5-7.
Singh S. Penatalaksanaan identifikasi korban mati bencana massal. Majalah Kedokteran Nusantara 2008; 41(4): 254-8.
Vorghese DJ. Application of cheiloscophy in determining individuality-a crossectional study: Rajiv Gandhi University. 2005.
Prashant K, Shankargouda P. Cheiloscopy: efficacy of flouroscent dye over lysochrome dye in developing invisible lip prints. Int J Contemporary Dentistry 2010; 3(1).
Rensburg JV. Oral Biology. Neuroburg: Quintessence Publishing: 1995: 125.
Venkatesh R, David MP. Cheiloscopy: an aid for personal identification. J Forensic Dent Sci: 2011;3: 67-70.
Karki, R.K. 2012. Lip print : an identification aid. Kathmandu University Medical Journal, 10 (2) : 55-57.
Juniastuti M, Sutisna I. Perbandingan antara pola siidk bibir posisi normal dengan posisi bibir terbuka, tersenyum dan mengecup. Indonesian Journal of Dentistry 2005;12(2): 100-2.
Eroschenko VP. diFiore’s atlas of histology with functional corrections. Jakarta : EGC : 2003: 148.
North Gupta S, Gupta K, Gupta O. A study of morphological patterns of lip prints in relation to gender of Indian population. JOBCR 2011; 1(1): 12-6.
Domiaty MAE, Al-gaidiSA, Elayat AA, Safwat MDE, Galal SA,. Morphological patterns of lip prints in Saudi Arabia at Almasinah Almonawwaroh province. J For Sci Int 2010; 200: 179.el – 179.e9.
Saraswathi T. Mishra G, Ranganathan K. Study of lip prints. J Forensic Dent Sci, 2009; 1: 28.
Wadhwan V, Urs AB, Manchanda A. Sex determination using three methodologies as a tool in forensic dentistry. JIDA 2011; 5; 78.
Prabhu RV, Dinkar AD, Prabhu VD. Collection of lip prints as a forensic evidence at crime scene-an insight. JOHR 2010; 1 :129-135.
Rhandawa K, Narang RS, Arora PC. Study of the effect of age changes on lip prints pattern and its reliability in sex determination. J Forensic Odontososmatol 2011; 29: 49-51.
Sharma P, Saxena S, Rtahod V. Cheiloscopy: Study of lip prints in sex identification. J Forensic Dent Sci 2009; 1: 24-3.
Singh NN, Brave V, Kahanna S. Natural dyes versus lysochrome dyes in cheiloscopy: a comparative studies evaluation. J Forensic Dent Sci 2010; 2 : 11-7.
Vahanwala S, Nayak C, Pagar S. Study of lip prints as aid for sex identification. Medico-legal update 2005; 5: 93-8.
Reddy LVK. Lip prints: an overview in forensic dentistry. J. Adv Dental Reasearch 2011; II(I): 17-20.
Kautilya,V., Bodkha, P., and Rajamohan, N. 2013. Efficacy of Cheiloscopy in Determination of Sex among South Indians. J. Clin. Diagnosa Res., 7 (10) : 2193-2196.
M4udjosemedi M. Bibir, sidik bibir, ilmu kesehatan, dan antropologi ragawi: Integrasi Antara Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Banyu Biru Offset 20012:2:12,15,20-2,114-5.
Singh H, Chikkara P. Ritusingroha. Lip prints as evidence. J Puncab Acad Forensic Med Toxicol 2011; 11:24