Hubungan Tingkat Kecemasan Pada Keluarga Pasien Di Triase Resusitase, Emergency Dan Urgent Zone Di IGD
DOI:
https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v16i1.2897Abstrak
Triase adalah prosedur penting dalam instalasi gawat darurat (IGD) yang melibatkan pemilihan pasien berdasarkan prioritas atau pengelompokan pasien berdasarkan berat cideranya yang harus di prioritaskan ada tidaknya gangguan airway, breathing dan circulation sesuai dengan sarana, sumberdaya manusia dan apa yang terjadi pada pasien. Dalam pembagian triase ini keluarga pasien yang datang ke IGD biasanya memiliki tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Bila kecemasan yang dialami oleh keluarga tidak dapat diatasi dengan baik maka akan mengakibatkan peningkatan kecemasan pasien. Peningkatan kecemasan pasien tersebut akan berakibat, pasien menjadi ketakutan dan akan memperburuk kondisi pasien. Untuk Mengetahui Hubungan tingkat kecemasan keluarga pada pasien di Triase Resusitasi, Emergency dan Urgent Zone di IGD RSUD Tanjung Priok. Desain dalam penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada di Triase Resusitasi, Emergency dan Urgent Zone di IGD RSUD Tanjung Priok dari bulan September 2022 – Oktober 2022 yang telah dihitung dengan Rumus Solvin, yaitu menjadi 96 responden. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan observasi (pengamatan). Berdasarkan hasil penelitian dengan chi square test menunjukkan bahwa p value = 0,064 atau p value > a (0,05), artinya tidak adanya hubungan yang bermakna antara triase resusitasi dengan tingkat kecemasan pada keluarga pasien. Dan Hasil dari uji stastistik (chi square test) menunjukkan bahwa p value = 0,000 atau p value < a (0,05), adanya hubungan yang bermakna antara triase emergency dan triase urgency dengan tingkat kecemasan pada keluarga pasien. Diharapkan tenaga kesehatan untuk meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan keluarga pasien karena keluarga pasien merupakan sistem pendukung untuk kesembuhan pasien, jika keluarga pasien semakin cemas maka pengambilan keputusan untuk tindakan yang akan dilakukan menjadi terhambat atau terlambat sehingga membuat kondisi pasien semakin memburuk
Referensi
Dadang, H. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Hanifah, M., Yusuf Hasan, B., Nanda Noor, F., Tatang Agus, P., & Muhammad, R. (2020). Kajian jenis kecemasan masyarakat cilacap dalam menghadapi pandemi covid 19. Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19.
Khokifah, N. N. (2014). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operatif Di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto. Universitas Muhammdiyah Purwokerto.
ListarianiI, I. W. (2013). Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Universitas Hasanuddin.
Nilasari, D. (2021). Hubungan Pelaksanaan Triage Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Lahat Tahun 2021. STIK Bina Husada Palembang.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Metode Penelitian Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhasim, S. (2015). Pengetahuan Perawat tentang Respon Time dalam Penanganan Gawat Darurat di Ruang Triage. Program Studi S1 Keperawatan.
Phukubye, T. A. (2019). Strategies to enhance knowledge of triage amongst nurses working in the emergency departments of the Sekhukhune district hospitals, Limpopo province, South Africa.
Purwacaraka, M., & Hidayat, S. A. (2022). Hubungan Tingkat Kegawatdaruratan (Triase) dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.Iskak Tulungagung. Jurnal Ilmiah Pamenang, 4(1), 39–47. https://doi.org/10.53599/jip.v4i1.91.

