Karakteristik Penderita Retinoblastoma di RSUP DR.Wahidin Sudirohusodo

Penulis

  • Sri Irmandha Kusumawardhani Universitas Muslim Indonesia Makassar, Indonesia
  • Farah Ekawati M Universitas Muslim Indonesia Makassar, Indonesia
  • Suliati P. Amir Universitas Muslim Indonesia Makassar, Indonesia
  • Santriani Hadi Universitas Muslim Indonesia Makassar, Indonesia
  • Indadzi Arsyi Iwan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v13i3.2844

Abstrak

Retinoblastoma merupakan keganasan neuroektodermal yang berasal dari sel-sel embrionik retina sensoris dan merupakan keganasan primer intraocular yang paling sering terjadi pada anak, mewakili sekitar 3% dari semua dari keganasan pada anak. Diperkirakan 95% kasus terjadi anak berusia di bawah 5 tahun. Tujuan : untuk mengetahui karakteristik penderita retinoblastoma di RSUP Dr. Wahidin Sudirhusodo tahun 2019 – 2021. Metode yang digunakan pada penelitian deskriptif observasional menggunakan data sekunder yaitu rekam medis pasien retinoblastoma di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Pasien retinoblastoma terbanyak pada rentang umur 2-5 tahun (63,3%), jenis kelamin perempuan dan laki – laki dalam jumlah yang sama (50%), letak tumor unilateral dextra (43,3%), klasifikasi IRSS IV (60,0%), gizi baik (43,3%), kemoterapi (70,0%), orang tua yang tidak bekerja (60,0%), gejala cat eye (36,7%), tidak ada riwayat keluarga (100%), prognosis baik (86,6%) Retinoblastoma merupakan keganasan yang sering didapatkan pada anak-anak, utamanya pada anak usia dibawah 5 tahun, dimana gejala paling umum terjadi yaitu cat eye. Terdapat beberapa macam terapi pada retinoblastoma, salah satu nya kemoterapi yang secara umum memberikan respon baik.

Referensi

Abbas, E. KARAKTERISTIK PASIEN RETINOBLASTOMA DI PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG PERIODE TAHUN 2012─2016. Med. Kartika J. Kedokt. dan Kesehat. 23–35 (2018) doi:10.35990/mk.v2n1.p23-35.

Pawana, M. N. I., Ekawati, N. P. & Maker, L. P. I. I. Karakteristik pasien retinoblastoma di RSUP Sanglah pada bulan April 2015 – Desember 2017. Intisari Sains Medis 10, 65–69 (2019).

Napitupulu, E. & Choridah, L. Retinoblastoma Heritable. J. Radiol.

Indones. 2, 39–45 (2016).

Kodrat, H. & Gondhowiardjo, S. Radioterapi & Onkologi RADIOTERAPI PADA RETINOBLASTOMA. 4, 17–23 (2013).

Rares, L. Rares : Retinoblastoma. J. e-Clinic 4, 1–8 (2016).

Sinambela, A. & Djakaria, H. . Peran Radiasi dalam Tatalaksana

Retinoblastoma. Radioter. Onkol. Indones. 8, 77–83 (2018).

Naimatuningsih, N., Soebagjo, H., Setiawati, R. & Loebis, R. The Correlation between Family Socioeconomic Status and the Delayed Treatment of Retinoblastoma Patients at Dr. Soetomo General Hospital Surabaya. JUXTA J. Ilm. Mhs. Kedokt. Univ. Airlangga 10, 52 (2019).

Sari, N. M., Hadiputri, R., Kuntorini, M. S., Agustina, H. & Mardianty,

F. High-risk histopathologic features of retinoblastoma treated at a tertiary hospital in West Java, Indonesia. Ocul. Oncol. Pathol. 7, 353–360 (2021).

Herdiana. Onkologi Mata. Journal of Chemical Information and Modeling vol. 53 (2017).

World Health Organization. 2014 Review of Cancer Medicines on the WHO List of Essential Medicines- Retinoblastoma. Union Int. Cancer Cancer Control 1–10 (2014).

Dimaras, H. et al. Retinoblastoma. Lancet 379, 1436–1446 (2012).

Ahuja, N. & Cole, A. Practical approach to management of catatonia.

Future Neurol. 10, 455–465 (2015).

Kemenkes RI. Panduan Nasional Penanganan Kanker: Retinoblastoma. Kom. Nas. Penanggulangan Kanker 8 (2015).

Majestika, S. Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi.

Yogyakarta: UNY Press. (2018).

Rosdiana, N. Gambaran Klinis dan Laboratorium Retinoblastoma.

Sari Pediatr. 12, 319 (2016).

Rahman, A. Dilema Dalam Manajemen Retinoblastoma. Maj.

Kedokt. Andalas 37, 101 (2015).

Selistre, S. G. A. et al. Retinoblastoma in a pediatric oncology reference center in Southern Brazil. BMC Pediatr. 16, 1–9 (2016).

Siahaan, Angel. Wahyu, M. sari. Gambaran Pasien Retinoblastoma di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Periode Januari 2009 – Desember 2017. Gambaran Pasien Retin. di Pus. Mata Nas. Rumah Sakit Mata Cicendo Periode Januari 2009 – Desember 2017 0–12 (2018).

Yani Lastariana, K. A., Ariawati, K. & Widnyana, P. Prevalens dan karakteristik penderita retinoblastoma di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2008-2015. Medicina (B. Aires). 49, 179–183 (2018).

Annisa Rachma Firdausi Darmawan & Merryana Adriani. Status Gizi, Asupan Energi dan Zat Gizi Makro Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya. Amerta Nutr. 3, 149–157 (2019).

Handayani, K. et al. Treatment Outcome of Children with Retinoblastoma in a Tertiary Care Referral Hospital in Indonesia. Asian Pacific J. Cancer Prev. 22, 1613–1621 (2021).

Azlia, D. Y., Kusumastuti, L. A. & Wicaksana, D. A. Glycolytic 2- Deoxy-D-Glucose Periocular Inhibitor Sebagai Terapi Adjuvant Pada Retinoblastoma. Al-Iqra Med. J. J. Berk. Ilm. Kedokt. 1, 48–54

(2018).

Taba, J. A. P. & Ernst, C. Retinoblastoma unilateral: sebuah laporan kasus pada pelayanan kesehatan sekunder dengan fasilitas terbatas. Intisari Sains Medis 11, 540 (2020).

Hadiman, J., Susanah, S. & Sugianli, A. K. Prevalence of Hematotoxic Effect of Intravenous Chemotherapy Among Retinoblastoma Population in Tertiary Hospital in Bandung, Indonesia. Int. J. Integr. Heal. Sci. 7, 34–38 (2019).

Unduhan

Diterbitkan

11-05-2023

Cara Mengutip

Irmandha Kusumawardhani, S., Ekawati M, F., P. Amir, S. ., Hadi, S. ., & Arsyi Iwan, I. . (2023). Karakteristik Penderita Retinoblastoma di RSUP DR.Wahidin Sudirohusodo. Journals of Ners Community, 14(3), 551–559. https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v13i3.2844