TEKNIK PRESERVASI BIAKAN JAMUR
DOI:
https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v13i2.2579Abstrak
Teknik preservasi biakan jamur adalah hal yang penting dilakukan guna menjaga kelestarian biakan. Tujuan preservasi biakan jamur adalah memperoleh biakan dengan viabilitas masih baik dan tidak mengalami perubahan baik secara genetik maupun fenotipe meskipun disimpan dalam waktu tertentu. Preservasi jamur berdasarkan lama penyimpananya dibedakan menjadi 2, yakni preservasi jangka pendek dan jangka panjang. Preservasi jangka pendek dilakukan untuk keperluan rutin penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan program atau proyek tertentu sedangkan preservasi jangka panjang dilakukan dalam kaitannya dengan koleksi dan konservasi plasma nutfah jamur, sehingga apabila suatu saat diperlukan, dapat diperoleh kembali. Sangatlah penting untuk memilih teknik preservasi yang tepat agar kultur jamur yang dimiliki tetap lestari, tidak hilang akibat kematian ataupun terkontaminasi. Pilihan teknik preservasi tergantung pada pentingnya koleksi, karakteristik metode, ketersediaan peralatan dan biaya pemeliharaan
Referensi
Cui, H., Wang, C., Gu, Z., Zhu, H., Fu, S., & Yao, Q. (2014). Evaluation of soil storage methods for soil microbial community using genetic and metabolic fingerprintings. European Journal of Soil Biology, 63, 55–63.
Guimarães, L. C., Fernandes, A. P., Chalfoun, S. M., & Batista, L. R. (2014). Methods to preserve potentially toxigenic fungi. Brazilian Journal of Microbiology, 45, 43–47.
Ilyas, M., & Soeka, Y. S. (2019). Accelerated rate storage and viability test of Basidiomycetous fungal strains were cryopreserved at-80° C. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 308(1), 012069.
Jawetz, M. & A. (2019). Medical Microbiology. Appleton & Lange. 28 ed.
Kitamoto, Y., Suzuki, A., Shimada, S., & Yamanaka, K. (2002). A new method for the preservation of fungus stock cultures by deep-freezing. Mycoscience, 43, 143–149.
Machmud, M. (2001). Teknik penyimpanan dan pemeliharaan mikroba.
Mahon CR; Manuslis G. (2019). Text Book of Diagnostic Microbiolgy. WB Saunders Comp.
McClenny, N. (2005). Laboratory detection and identification of Aspergillus species by microscopic observation and culture: the traditional approach. Medical Mycology, 43(Supplement_1), S125–S128.
Muhammad I; Atit K; Maman R. (2007). Pusat Penelitian Biologi. LIPI Cibinong Science .
Nakagiri, A. (2005). Preservation of fungi and freezing methods. Workshop on Preservation of Microorganisms, 1–25.
Nakasone, K. K., Peterson, S. W., & Jong, S.-C. (2004). Preservation and distribution of fungal cultures. Biodiversity of Fungi, 37–47.
Sciortino Jr, C. V. (2017). Atlas of clinically important fungi. John Wiley & Sons.
Surja, S. S., Sally, G. V., Hartoyo, F. S. R., Kurniawan, S. V., & Budiman, Y. (2020). Preservation in Paraffin Oil: Alternative for Fungi Preservation in Simple Laboratory Concept. Althea Medical Journal, 7(3), 117–121.
Tan, S., & van Ingen, C. (2004). Preservation of fungi and yeasts. In Life in the frozen state (pp. 303–324). CRC Press.
Walsh, T. J., Hayden, R. T., & Larone, D. H. (2018). Larone’s medically important fungi: A guide to identification. John Wiley & Sons.
Welsh, C. T. (2019). Microbiology: a laboratory manual. Pearson.
