RECOMBINANT ERYTHROPOIETIN MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA

Penulis

  • Yuanita Syaiful PSIK Fakultas Ilmu Keseshatan Universitas Gresik
  • Rita Rahmawati PSIK Fakultas Ilmu Keseshatan Universitas Gresik
  • Maslachah Maslachah RSUD Ibnu Sina Gresik

DOI:

https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v4i2.57

Abstrak

ABSTRAK
Anemia adalah umum pada kebanyakan pasien dengan penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis. Dari uraian di atas maka membuat studi tentang pengaruh
pemberian eritropoietin rekombinan untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada pasien
dengan penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di rumah sakit Ibnu Sina
Gresik.
Desain penelitian menggunakan desain pra eksperimental dengan pre-post test
dalam satu kelompok. Wich meliputi 17 sampel menggunakan purposive sampling. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Data proses dan dianalisis
menggunakan uji wilcoxon sign test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hemoglobin semua responden sebelum
memperoleh rekombinan Erythropoietin 100% dari responden berpengalaman dalam
lipatan hemoglobin. Berdasarkan uji wilcoxon stastistical signifikansi diperoleh di kantor p
= 0,000 lebih kecil dari 0,005, berarti ada pengaruh pemberian rekombinan erythropoietin
terhadap peningkatan kadar hemoglobin.
Terapi rekombinan erythropoietin adalah konsep dasar yang cepat meningkatkan
kualitas hidup penderita. Memberikan eritropoetin rekombinan sangat efektif untuk
memperbaiki anemia dan mengurangi insiden komplikasi penyakit kardiovaskular.
Kata kunci: rekombinan Erythropoietin, Jumlah Hemoglobin, Penyakit Ginjal Kronis.
ABSTRACT
Anemia is common in most patients with cronic kidney disease who undergo
hemodialysis. From the above description then made a study of the effect of giving
recombinant erythropoietin to increase hemoglobin levels in patient with cronic kidney
disease that undergo hemodialysis in hospital Ibnu Sina Gresik.
The design of the research used a pra eksperimental design with pre-post test in
one group. Wich include 17 samples using purposive sampling. Data were collected using
questionaire and observation. Data on process and analyzed using the wilcoxon sign test.
The results showed that the hemoglobin all respondent before obtaining
recombinant Erythropoietin 100% of respondent experienced in crease of hemoglobin.
Based on the wilcoxon stastistical test of significance obrained p= 0.000 is smaller than
0.005, wich means there is the influence of recombinant Erythropoietin to elevated levels
of hemoglobin.
Erythropoietin recombinant theraphy is the basic concept that quickly improves the
quality of life of patiens. Giving recombinant erythropoietin very effective for correcting
anemia and reducing the incidence of complication of cardiovascular disease.
Keywords: Recombinant Erythropoietin, Hemoglobin Levels, Cronic Kidney Disease.

Referensi

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Bruce & Robinson (2005). Kidney International. Philadelphia

Cedayti. (2008). Erythropoietin. http:www.sciencedayly.com. 18 juni 2011. 20.00

Elizabeth J. Corwin. (2000). Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa: Brahn, Pendit. Jakarta:

EGC.

Fresinius (2002). Peritonial Dialisis. Jakarta : Tidak dipublikasikan

Guyton, Arsha C. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Hudak, Caroline M. (2009). Pendekatan Holistik Keperawatan Kritis. Volume II. Jakarta :

EGC

Ketut, S. (2007). The 7th Jakarta Nefrology & Hypertension Course. Jakarta: Tidak

dipublikasikan

Mehdi dkk. (2009). Anemia, Diabetes and Cronic Kidney Disease. Philadelpia: Health

modul

Nurko S (2006). Anemia in cronic kidney disease: causes, diagnosis, treatment in

claveland. Jurnal of medicine .Vol 73 No 2

National Kidney Foundation (NKF). K/DOQI (2002). Clinical Practice Goldline for

Chronic Kidney Disease. New York : Executive Summary.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2001). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Surabaya : Salemba Medika

PPGII. (2008). Simposium Nasional Perhimpunan Perawat Ginjal Intensif Indonesia.

Bandung : Tidak dipublikasikan

Pernefri. (2001). Manajemen Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Jakarta : Untuk

Kalangan Sendiri.

PPGII. (2009). Penatalaksanaan Anemia pada Pasien HD, Surabaya: Tidak dipublikasikan

PPGII. (2009).Simposium Nasional Perhimpunan Perawat Ginjal Intensif Indonesia.

Surabaya : Untuk Kalangan Sendiri.

PPGII. (2011). Efektifitas Pemberian EPO. Surabaya: Tidak dipublikasikan

PPMH. (2008). Kumpulan Makalah Pelatihan Perawat Mahir Hemodialisa. Surabaya :

Tidak dipublikasikan

Price S. (2005) Patofisiologi Proses Klinis Penyakit. Jakarta: EGC

Rekam Medik Instalasi Hemodialisa RSUD Ibnu Sina Kab. Gresik. (2011). Rekam Medik

Pasien Unit Hemodialisa RSUD Ibnu Sina Gresik. Gresik : Tidak dipublikasikan.

Soekidjo N. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC.

Soegiono. (2007). Statistik Non Parametris untuk Penelitian. Bandung : alfa beta

Sukahatya. (2009).My opera com/prof Made/blog. 18 juni 2011. 20.15

Sukandar, Enday. (2006). Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. Bandung : PII

Bagian Ilmu Penyakit Dalam UNPAD.

Situmorang T. (2002). Renal Replacement Terapi. Jakarta: Tidak dipublikasikan

Unduhan

Diterbitkan

05-11-2013

Cara Mengutip

Syaiful, Y., Rahmawati, R., & Maslachah, M. (2013). RECOMBINANT ERYTHROPOIETIN MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA. Journals of Ners Community, 4(2), 136–142. https://doi.org/10.55129/jnerscommunity.v4i2.57

Terbitan

Bagian

Artikel

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 4 5 > >>